Sabtu, 25 September 2021

Ki Ageng Selo Demak

Ki Ageng Selo hidup di masa Kerajaan Demak . Tepatnya pada masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16. Dia lahir sekitar akhir abad 15 atau awal abad 16. Ki Ageng Selo pernah ditolak menjadi anggota Prajurit Tamtama Pasukan Penggempur Kerajaan Demak .

Ki Ageng Sela disebutkan pernah mendaftar sebagai perwira di Kesultanan Demak . Ia berhasil membunuh seekor banteng sebagai persyaratan seleksi, namun ngeri melihat darah si banteng. Akibatnya, Sultan menolaknya masuk ketentaraan Demak . Ki Ageng Sela kemudian menyepi di desa Sela sebagai petani sekaligus guru spiritual.

Kisah Ki Ageng Selo menangkap petir diabadikan dalam ukiran pada Lawang Bledheg atau pintu petir di Masjid Agung Demak . Lawang bledheg sekaligus menjadi sengkalan memet (kronogram) yang dibaca ? naga mulat salira wani ? atau menunjukkan tahun 1388 Saka (1466).

Kanjeng Sunan Demak ?sang Wali Allah-- makin kagum terhadap kesaktian Ki Ageng Selo . Beliau pun memberi arahan, petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo tidak boleh diberi air. Kerajaan Demak heboh. Ribuan orang --perpangkat besar dan orang kecil-- datang berduyun-duyun ke istana untuk melihat petir hasil tangkapan Ki Ageng Selo .

Bledeg itu dibawa Ki Ageng Selo ke tengah alun alun Demak dan masyarakat yang melihat dilarang untuk mendekat, karena sangat berbahaya. Singkat cerita beledeg yang ditaruh pada alun alun baru digambar kepala nya, namun tiba tiba seorang wanita datang mendekat dan menyiram bledeg tersebut dengan air, terjadilah letusan yang sangat besar. Bledeg.

Makam Ki Ageng Selo teletak di Desa Selo , Kecamatan Tawangharjo 10 km sebelah timur kota Purwodadi, Kabupaten Grobogan sebagai obyek wisata spiritual, makam Ki Ageng Selo ini sangat ramai dikunjungi oleh para peziarah pada malam jum'at, dengan tujuan untuk mencari berkah agar permohonannya dikabulkan oleh Tuhan YME.

Pintu bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo , ujar Kiswoyo, penjaga Museum Masjid Agung Demak ketika ditemui di dalam museum. Konon, Ki Ageng Selo memiliki kesaktian bisa menangkap petir. Pintu kayu jati buatannya ini pun diyakini dapat berfungsi sebagai penangkal petir. Oleh karena itu pintu tersebut diberi nama pintu bledeg yang artinya pintu petir.

Nanging thole, ing buri turunku kena nyambungi ing wahyumu (Dirdjosubroto, 131 Altholif: 36 ). Suatu ketika Ki Ageng Selo ingin melamar menjadi prajurit Tamtama di Demak . Syaratnya dia harus mau diuji dahulu dengan diadu dengan banteng liar. Ki Ageng Selo dapat membunuh banteng tersebut, tetapi dia takut kena percikan darahnya.

Aku Putune Ki Ageng Selo (?Gandrik, Aku cucu Ki Ageng Selo ). Mengatakan kalimat itu sambil berdiri tegak dengan mengacungkan kepalan tangan ke langit,? ujar juru kunci makam Ki Ageng Selo , Priyo. Cerita tentang penangkapan petir itu dituturkan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Alkisah , suatu hari Ki Ageng Sela yang tinggal.

Museum Masjid Agung Demak adalah sebuah museum yang terletak di dalam kompleks Masjid Agung Demak dalam lingkungan alun-alun kota Demak . Museum ini buka tiap hari dari Senin hingga Minggu pada jam kerja. ... Yang paling menarik pengunjung di museum ini adalah Pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo tahun 1466 M, dibuat dari kayu jati berukiran tumbuh ...;"